Belanja Sambil Wisata Edukasi di Museum Tekstil bersama Honestbee

foto18
Belanja menjadi cepat dan mudah berkat Honestbee

Honestbee telah menciptakan trend baru dalam berbelanja. Belanja tidak perlu ke pasar, belanja tidak lagi terkena bau ikan. Belanja kini bisa dilakukan sambil berkeliling museum, belanja sambil membatik, hingga belanja sambil diskusi.

Hari Minggu di akhir bulan, waktunya belanja kebutuhan keluarga. Namun saya harus menghadiri event Wisata Belanja yang diselenggarakan Kriya Indonesia. Event tersebut berakhir jam 12 siang. Oleh karena itu saya merencanakan berbelanja setelahnya. Jarum jam menunjukkan angka sembilan ketika saya tiba di Museum Tekstil. Teman-teman blogger sudah menduduki kursi yang disediakan. Tak lama acara dimulai dengan perkenalan Honestbee.

Honestbee yang berasal dari Singapura adalah layanan belanja dan pengiriman on demand untuk kebutuhan sehari-hari berbasis online. Honestbee resmi beroperasi di Indonesia pada 25 Januari 2017. Mitra Honestbee saat ini antara lain Transmart Carrefour, Stevan Meat Shop, Javara, dan lain-lain. Ke depan Honestbee akan menjalin kerja sama dengan ritel besar lainnya di Indonesia.

foto12
Pemaparan dari perwakilan Honestbee

Honestbee menawarkan pengalaman berbelanja yang lebih cepat dan mudah. Konsumen bisa belanja kapanpun dan di manapun. Selain itu konsumen dibantu asisten profesional yang melayani pesanan. Jika pesanan tidak tersedia, asisten akan segera menghubungi konsumen untuk memberitahu barang pengganti. Pesanan konsumen dikirimkan dari outlet Transmart Carrefour terdekat dengan alamat pengiriman. Dengan demikian menjamin kesegaran produk. Konsumen yang berada di Jakarta Utara akan dilayani Carrefour Mall of Indonesia, Jakarta Pusat (Carrefour Duta Merlin), Jakarta Barat (Carrefour Puri kembangan), Jakarta Selatan (Carrefour MT Haryono, Cilandak KKO, dan Lebak Bulus), dan Jakarta Timur (Carrefour Tamini Square). Honestbee juga melayani konsumen di Depok, Bekasi, dan  Tangerang Selatan.

Setelah menerima informasi tersebut, saya tak sabar mempraktikkannya. Menurut saya, waktu yang saya alokasikan untuk berbelanja bisa saya pakai untuk kegiatan lainnya. Selain itu saya tak perlu menempuh perjalanan panjang dari Museum Tekstil menuju supermarket hingga kembali ke rumah. Saya mengunduh aplikasi Honestbee. Berikut langkah-langkah pemesanan produk di Honestbee:

  • Pilih menu Groceries. Lalu pilih Transmart Carrefour atau store lain yang Anda inginkan.
  • Search for an item (ada di kanan atas)
  • Pilih produk yang ingin dibeli

foto2

  • Add to cart, periksa kembali apakah ada produk yang belum dibeli

foto3

  • Check out

foto5

  • Lengkapi alamat dan nomor yang bisa dihubungi serta pilih delivery times

foto6

  • Pilih metode pembayaran, cash on delivery atau credit card

foto7

  • Pesanan diterima. Pembelanjaan di bawah Rp 250 ribu dikenakan delivery fee dan concierge fee, di atas itu free.  Tak lama kita akan dihubungi oleh customer service Honestbee yang mengkonfirmasi pesanan.

foto8

Saya memilih barang diantarkan pukul 16.00. Saat itu saya sudah sampai di rumah. Hati tenang. Kini saatnya menjelajah Museum Tekstil yang terakhir saya kunjungi pada 2008. Mis Ari dari Satuan Pelaksana Edukasi dan Informasi Unit Pengelola Museum -yang mengelola Museum Tekstil, Museum Wayang serta Museum Seni Rupa dan Keramik- menjelaskan, Museum Tekstil merupakan salah satu aset bersejarah, cagar budaya. Bangunan ini didirikan pada awal abad 19. Mulanya merupakan rumah pribadi orang Perancis. Setelah itu dibeli oleh Konsul Turki Abdul Azis Al Mussawi Al Katiri. Pada masa perang kemerdekaan Museum Tekstil difungsikan sebagai markas Pemuda Barisan Pelopor dan Barisan Keamanan Rakyat.

foto13
‘Jalan-jalan tidak harus selalu di mall,’ ungkap Founder Kriya Indonesia Astri Damayanti
foto15
‘Tidak perlu jauh-jauh ke Yogyakarta atau Solo untuk membatik, cukup ke Museum Tekstil,’ tutur Mis Ari

Pada 28 Juni 1976 gedung ini  diresmikan menjadi  Museum Tekstil. Saat ini Museum Tekstil berada di bawah pengelolaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. Berlokasi di Jalan KS. Tubun No. 2-4, Jakarta Barat mengingat Pasar Tanah Abang terbesar di Asia Tenggara. Tahun 1970-an gencar-gencarnya serbuan tekstil dari luar negeri. Untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kain Indonesia, digagas Museum Tekstil.

Awalnya Museum Tekstil hanya mempunyai 500 kain, sumbangan dari para pecinta kain. Seiring berjalannya waktu Museum Tekstil kini memiliki 2.700 koleksi kain. Koleksi tersebut dikelompokkan menjadi kain batik, kain tenun, peralatan batik maupun tenun, kain yang dibuat dengan teknik tidak dibatik dan tidak ditenun contohnya jumputan dari Palembang atau sasirangan dari Kalimantan, serta busana baik tradisional maupun  karya desainer. Secara reguler Museum Tekstil memamerkan  koleksinya melalui kerja sama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri. “Kami memotivasi masyarakat untuk  mengenal lebih dekat kain Indonesia melalui workshop yang dikemas dalam kegiatan rekreatif seperti membatik sehingga tidak perlu jauh-jauh membatik ke Yogyakarta atau Solo,” ujar Ari.

 

Apresiasi Kain

Guide kami siang itu bernama Fani yang sedang magang di Museum Tekstil. Perempuan berkebangsaan Perancis ini memaparkan mengenai batik pesisir yang dipamerkan hingga pertengahan Maret. Batik pesisir mendapat pengaruh dari China dengan motif naga dan Belanda dengan motif bunga. Batik Indramayu terkenal dengan cocoan atau titik-titik kecil. Sementara itu batik Pekalongan terkenal dengan warna yang kuat, mengandung hingga 10 warna. “Batik tiga negeri dari Lasem, disebut demikian karena diproses di tiga tempat, yakni warna merah di Lasem, warna biru di Pekalongan, dan sogan atau warna coklat di Solo,” ujar Fani.

foto14
‘Batik pesisir mendapat banyak pengaruh dari luar,’ kata Fani
foto19
Motif Buketan Latar Ukel dari Pekalongan
foto20
Kain panjang dari Cirebon

Motif tipikal dari batik Tuban yakni isen-isen, ornamen hias berupa titik atau garis. Desa Kerek di Tuban yang dapat ditempuh selama dua jam perjalanan dari Surabaya sejak dulu membentuk kluster, ada yang menanam kapas, ada yang memintal benang, ada yang menenun hingga menjadi kain dasar (kain tenun), ada yang membatik, ada yang menanam pewarna alam, hingga ada pasar yang merupakan pertemuan dari kluster-kluster itu. Sampai sekarang tradisinya masih hidup. Ciri yang utama dari batik Tuban adalah dibatik di atas kain tenun, dikenal sebagai tenun gedog.

Batik Madura dikenal juga dengan batik gentongan. Disebut demikian karena prosesnya dicelupkan dalam gentong yang ditanam di dalam tanah. Untuk mendapatkan satu warna prosesnya memakan waktu tiga bulan. Selain itu menggunakan pewarna alam. Orang Madura hanya mewariskan resep pembuatan batik gentongan kepada keluarganya yang bisa dipercaya. Tak heran harganya sangat mahal.

Ari mengemukakan kata kunci untuk mengenal batik, yakni teknik dan motif. Dari segi teknik batik dibagi menjadi batik tulis, batik cap, dan batik print. Motif di batik tulis tidak akan sama sebab dikerjakan dengan tangan. Berbeda dengan batik cap dengan garis yang sama. Sementara batik print dikerjakan oleh mesin.

Ada dua kelompok motif batik di Indonesia, yaitu klasik dan pesisir. Motif klasik berasal dari Yogyakarta dan Solo, di luar itu merupakan batik pesisir entah itu pesisir utara Jawa, pesisir selatan Jawa, dan luar Jawa. Ciri motif batik klasik adalah parang atau kawung, bentuknya tidak real. Berbeda dengan batik pesisir yang lebih naturalis, mengadopsi motif flora dan fauna yang ada di sekitarnya.

Selanjutnya kami diajak mengelilingi Galeri Batik yang merupakan bentuk kerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia. Galeri batik yang diresmikan pada 2 Oktober 2010 menyimpan koleksi batik dari seluruh nusantara. Beberapa perusahaan seperti Garuda mensponsori pembangunannya dengan dana CSR. Guide Bima menyampaikan, batik sekar jagad di Yogyakarta dan Solo dipakai saat upacara pernikahan atau upacara yang berbau kegembiraan, Batik Sekar Jagad tidak boleh dipakai dalam upacara kematian. Batik Cirebon merupakan perpaduan unsur budaya Hindu, Islam, dan Buddha.

foto16
Guide Bima membagikan informasi mengenai Galeri Batik
foto21
Batik Besurek dari Bengkulu
foto22
Motif Jawa Hokokai
foto11
Ayam Rica-Rica ala @ResepDapurAyah

Sejak UNESCO mengapresiasi batik sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia, hampir semua kota dan provinsi ingin memiliki batiknya masing-masing. Keinginan itu adalah hal yang baik, tidak menjadi masalah. Batik Bogor dengan  motif hujan, batik Subang dengan motif nanas, batik Purwakarta dengan motif manggis, hingga batik Bandung dengan motif angklung. “Semacam modifikasi. Tetap menggunakan teknik batik Pekalongan,” kata Bima.

Batik Sumatera banyak dipengaruhi Islam karena pedagang Arab memilih singgah di Sumatera mengingat  Jawa sudah dikuasai Belanda dan Portugis. Contohnya kain besurek di Jambi yang berfungsi sebagai penutup jenazah. Kain tersebut bertuliskan kaligrafi. Sementara itu kain besurek di Bengkulu dipercaya sebagai penolak bala atau penyembuh penyakit. Kain pagi sore atau batik hokokai dibuat pada jaman penjajahan Jepang. Mengapa disebut kain pagi sore? Karena memiliki dua motif yang berbeda, motif terang untuk pagi dan motif gelap untuk sore. Belanda memonopoli bahan membatik dengan mengimpor dari Eropa sehingga harganya mahal. Banyak pembatik yang gulung tikar. Beberapa pembatik  mensiasatinya dengan membuat kain pagi sore. Kain itu mengesankan orang membeli dua batik.

 

Mitra Berbelanja

Puas menyerap segudang informasi mengenai batik dan memperoleh tips-tips memasak dari @ResepDapurAyah, saatnya pulang. Tak sabar menanti datangnya barang yang dibeli menggunakan aplikasi Honestbee. Pukul 14.00 saya sampai di rumah. Kantuk melanda hingga tak sadar saya tertidur di sofa. Tiba-tiba ayah membangunkan saya. Beliau menunjukkan dua kantong belanja Honestbee yang diletakkan di atas meja makan. Pesanan saya tiba tepat waktu pada pukul 16.00 seperti yang saya inginkan. Puas sekali dengan pelayanan Honestbee. Boleh dicoba untuk kesempatan berikutnya. Ingin merasakan pengalaman berbelanja yang sama dengan saya? Mari gunakan Honestbee sekarang juga! Kini berbelanja menjadi kegiatan yang tak lagi menguras waktu dan tenaga. Terima kasih Honestbee.

img_20170227_160758_hdr
Penerimaan order dari delivery staff Honestbee kepada ayah
img_20170227_160941_hdr
Barang yang diterima sesuai dengan yang saya pesan
img_20170227_161432_hdr
Kantong belanja Honestbee yang ramah lingkungan

Berikut keuntungan menggunakan Honestbee sebagai mitra berbelanja Anda:

  • Hemat waktu dan tenaga. Bayangkan kemacetan yang tiada akhirnya di Jakarta. Begitu lamanya waktu yang dihabiskan di jalan hanya untuk mencapai satu tujuan sementara kita masih dihadapkan dengan segudang pekerjaan dan tugas. Honestbee menjadi solusi mengatasi semua permasalahan itu. Berkumpul bersama keluarga kini tidak lagi sebatas angan-angan.
  • Harga yang sama dengan di store. Jadi kita tidak perlu khawatir adanya permainan harga.
  • Informasi potongan harga yang berlaku saat itu. Informasi tersebut bisa diperoleh di halaman awal sebelum melakukan pemesanan. Seperti saya yang memesan beras yang saat itu menawarkan potongan harga Rp 19.700. Menguntungkan bukan?

foto1

  • Pilihan delivery time. Menu ini sangat membantu terlebih jika tidak ada orang yang bisa menerima pesanan. Kita bisa misalnya memilih waktu pengantaran saat tiba di rumah setelah pulang bekerja. Waktu pengantaran berlangsung pada pukul 11.00-22.00. Konsumen juga bisa memesan untuk pengiriman hingga tujuh hari ke depan.

foto4

  • Adanya menu riwayat belanja sehingga konsumen bisa mengulang produk yang mereka beli sebelumnya.
  • Adanya pilihan pembayaran cash on delivery atau credit card. Pilihan credit card ini sangat memudahkan jika sewaktu-waktu kita tidak memegang uang cash.
  • Menu track order sehingga kita tahu order sudah ada di tahap yang mana, apakah masih dipersiapkan atau apakah sudah diantarkan. Concierge shopper membantu kita memilih produk yang segar dan terbaik.

foto9

  • Informasi identitas delivery staff sehingga risiko terjadinya penipuan bisa dicegah

foto10

Belanja Sambil Wisata Edukasi di Museum Tekstil bersama Honestbee

Batik Rifa’iyah, Mahakarya #BatikIndonesia

foto9
Pembatik Rifa’iyah tidak hanya menggambar motif, juga mendalami ajaran agama. (Foto oleh penulis)

Tahun ini adalah tahun ketujuh UNESCO memberikan pengakuan kepada batik sebagai pusaka dunia. Kepiawaian dalam membatik memberikan inspirasi serta kreativitas. Semoga di masa mendatang ada kesempatan bersama mempertemukan generasi muda dengan pembatik yang sudah berkreasi dan mempunyai dedikasi tinggi pada dunia perbatikan di Indonesia. Dengan demikian  memberikan motivasi dan semangat yang besar bagi generasi muda untuk membangun batik Indonesia terutama batik Rifa’iyah agar tetap lestari.

Bicara batik adalah bicara seni dan budaya. Siapa tidak kenal Pekalongan sebagai industri batik terbesar  di Indonesia. Sebagian besar batik Madura, Cirebon, Yogyakarta, hingga Solo diproduksi di Pekalongan. Kelahiran Batik Rifa’iyah yang mengandung nilai budaya dan seni tidak hanya untuk mempertahankan sejarah. Nilai-nilai tersebut masih dipegang oleh keturunannya.

foto3
Batik Rifa’iyah yang mengandung nilai budaya, seni, dan sejarah. (Foto oleh penulis)
foto4
Jangan biarkan pembatik Rifa’iyah dipengaruhi kepentingan bisnis. (Foto oleh penulis)
foto5
Perlu ada regenerasi pembatik Rifa’iyah. (Foto oleh penulis)

Belum banyak yang tahu bahwa KH  Ahmad Rifa’i adalah pahlawan nasional. Ini realita yang ada. Melalui Batik Rifa’iyah kita juga berkesempatan mengetahui pahlawan nasional tersebut. Dikhawatirkan di masa mendatang ada kepentingan bisnis yang memanfaatkan pembatik Rifa’iyah. Biarkan mereka menikmati hasil dari pekerjaan dan warisan leluhur. Jika hanya mengejar omset dan keuntungan, nilai seni itu hilang. Perlu pendampingan agar pembatik Rifa’iyah selamat.

Kain yang selama ini diselesaikan selama tiga bulan dipaksa rampung dalam tempo satu bulan. Tentu merusak nilai. Padahal nilai seni dan budaya tidak bisa diukur dengan uang, hanya bisa dinikmati dengan naluri. Diharapkan  orang-orang baik yang punya hati datang untuk mendampingi para pembatik. Melakukan branding dan mempertahankan batik Rifa’iyah. Pekalongan sudah menjadi kota industri batik. Namun sulit mencari kampung batik tulis di sana, apalagi yang memiliki nilai sejarah. Di Batang ada. Kampung Rifa’iyah ini perlu diselamatkan. Harus ada regenerasi sehingga bisa menjadi kampung batik tradisional yang bertahan di tengah gempuran industri batik.

Bicara Batik Rifa’iyah berkaitan erat dengan ketokohan  KH Ahmad Rifa’i yang diangkat menjadi pahlawan nasional pada 2004. Ulama kelahiran Kendal, Jawa Tengah pada 1786 itu pernah belajar Islam di Mekah dan Mesir. Kemudian KH Rifa’i membangun pesantren di Jawa. Beliau dikenal sebagai penentang Belanda. Pandangannya itu disebarkan kepada pengikutnya. Hal tersebut membuat dirinya dan pengikut dikejar Belanda. Belanda kemudian menangkap KH Rifa’i dan membuangnya ke Ambon  tahun 1869. Pesantrennya diacak-acak dan banyak santrinya pulang. KH Rifa’i meninggal dan dimakamkan di Manado.

Setelah KH Rifa’i  diasingkan, murid-muridnya  menyebar ke penjuru Jawa. Batik Rifa’iyah merupakan batik yang sebenarnya ada di daerah-daerah persebaran, seperti Pekalongan, Wonosobo, Temanggung, hingga  Pati. Komunitas dengan jumlah penganut ajaran Rifa’iyah yang cukup banyak berdiam di Kampung Kalipucang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Salah satu muridnya adalah Ilham yang pulang ke Kalipucang. Ia melihat banyak orang  membatik. Ilham kemudian berinisiatif membatik dengan memasukkan ajaran-ajaran KH Rifa’i dalam motif batik yang bermakna  manusia harus menjaga kebersihan hati dan membuang sifat-sifat buruk.

Menjadi kewajiban  bersama untuk  mempertahankan Batik Rifa’iyah agar  tetap eksis dan tidak  punah. Sebab Batik Rifa’iyah bukan batik industri. Awalnya  Batik Rifa’iyah dikerjakan oleh kaum  ibu Rifa’iyah sambil mengurus pekerjaan rumah tangga, seperti memasak atau mengasuh anak. Bagi yang berkeluarga, satu kain diselesaikan dalam tempo satu tahun. Sementara bagi yang  lajang, satu kain diselesaikan dalam tempo  3-4 bulan. Tradisi yang membuat Batik Rifa’iyah  masih tetap eksis adalah adanya semacam adat atau kebiasaan bahwa sebelum  pernikahan  perempuan  membatik untuk calon suaminya sebagai tanda bakti. Membatik dengan penuh khidmat dan cinta yang akan dipersembahkan untuk calon suami. Kain tersebut  diberikan saat lamaran.

Mewujudkan Kejayaan Batik Rifa’iyah

Kampung Rifa’iyah masih mempertahankan membatik dengan tradisi kuno. Salah satu tradisi tersebut adalah  membatik bolak-balik. Tradisi tersebut sudah lama ditinggalkan oleh pembatik di daerah lain dengan alasan  ingin cepat menghasilkan. Anak perempuan di Kampung Rifa’iyah harus bisa membatik untuk  melatih kesabaran dan  ketelitian. Itu ajaran dari nenek moyang dan nasihat leluhur.

Dahulu para pembatik Rifa’iyah tidak pernah memikirkan harga jual batik. Pasalnya batik diproduksi untuk kebutuhan sendiri. Karena  teknik pembuatan Batik Rifa’iyah masih dilakukan dengan cara tradisional, hasilnya tidak semulus dan sesempurna batik printing. Perempuan  Rifa’iyah itu  dijaga, tidak diperbolehkan keluar. Kemudian mereka  diberikan kesempatan membatik di belakang rumah yang tertutup. Batik Rifa’iyah ini multikultural. Kain  dipotong di tengah, desain kanan dan kiri berbeda (di Pekalongan istilahnya pagi sore). Selain itu bagian depan dan belakang  100% sama. Betapa luar biasanya kesabaran pembatik Rifa’iyah.

Dalam ajaran Rifa’iyah tidak diperbolehkan menggambarkan hewan secara utuh. Kekhasan batik Rifa’iyah adalah penggambaran hewan yang bagian kepalanya terpengggal (terpisah dari badan) atau motif hewan yang dimutilasi. Ketika  membatik kaum perempuan melagukan syair dari kitab KH Rifa’i yang sarat ajaran moral. Mirip dengan orang berdoa, ada penjiwaan. Internalisasi dari nilai Islam agar kita lebih disiplin, berserah diri, dan berdoa secara khusyuk dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara itu membatik tidak hanya menyelesaikan pesanan atau menggambar motif tetapi mendalami ajaran agama. Membatik menjelma  menjadi aktivitas sarat makna bahkan mendekati sakral karena pada saat itu mereka sedang  mendalami nilai-nilai kemanusiaan.

foto6
Menjadi kewajiban bersama untuk mempertahankan Batik Rifa’iyah agar tetap eksis. (Foto oleh penulis)
foto7
Kampung Rifa’iyah masih mempertahankan membatik dengan tradisi kuno. (Foto oleh penulis)

Batik Rifa’iyah mengandung  ajaran Islam yang diimplementasikan dalam bentuk motif dan desain.  Batik Rifa’iyah dikerjakan dengan telaten dan sabar. Berserah diri kepada Tuhan sebagaimana kita merencanakan apapun juga hasilnya  tidak tahu. Kita hanya berusaha yang terbaik tapi menerima hasil dengan rasa syukur. Ini bagian dari implementasi syariah.

Saat ini karena tuntutan ekonomi, generasi muda memilih jalur cepat dengan bekerja di pabrik. Ditakutkan 5-10 tahun mendatang Batik Rifa’iyah akan  punah. Kini jumlah pembatik Rifa’iyah sebanyak 134 orang. Hanya 10 orang yang berusia di bawah 20 tahun, lainnya mendekati senja. Bersyukur Batik Rifa’iyah sekarang sudah menjadi aset Batang. Pada Januari lalu Batang Heritage  menyelenggarakan event ‘Merayakan Batik Rifa’iyah’ di kampung batik Kalipucang. Tidak hanya batik, juga ditampilkan seni rebana yang dimainkan kaum laki-laki Rifa’iyah serta pameran foto yang menampilkan profil pembatik yang sudah sepuh.

foto8
Batik Rifa’iyah yang multikultural. (Foto oleh penulis)
foto10
Betapa luar biasanya kesabaran pembatik Rifa’iyah. (Foto oleh penulis)

Batik Rifa’iyah kurang dikenal padahal usianya sudah demikian tua. Dahulu belum ada sistem  perdagangan yang secara jelas terlihat. Perdagangan batik  lebih intensif sekitar tahun 2000-an. Sebelumnya bukan berarti tidak dijual, melainkan dijual di   luar Batang terutama sesama komunitas Rifa’iyah misalnya Temanggung, Cirebon, atau Kendal. Konsumen Batik Rifa’iyah terbagi menjadi jemaah Rifa’iyah, umat Muslim, dan konsumen umum yang melihat kain dengan motif dan warna yang unik serta cocok dengan harganya tanpa perlu tahu isinya.

Promosi Batik Rifa’iyah  masih kurang dan cenderung dipakai untuk keperluan ritual atau ibadah. Promosi harus terus dilakukan agar Batik Rifa’iyah dikenal dan memberikan manfaat untuk kesejahteraan pembatik. Kalau promosi terlalu kencang tanpa  diikuti dengan kesadaran budaya, nanti bisa  menjadi komoditi. Diharapkan banyak dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak. Batik Rifa’iyah butuh daya saing dan sentuhan agar bisa dinikmati oleh lebih banyak orang. Proses kultural dan filosofi harus digali,  diikuti dengan pengembangan teknik, desain, serta penguatan masyarakat.

Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, diantaranya Kementeriaan Pariwisata yang  mengangkat Kabupaten Batang sebagai satu dari lima pilot project nasional. Kemudian Kabupaten Batang adalah satu dari tiga kabupaten yang akan dikembangkan Bekraf untuk sistem ekonomi kreatif. Itu tidak cukup sebab  pengembangan industri batik dan budaya  harus berkelanjutan dan intensif serta  membutuhkan dukungan  tidak hanya dari satu pihak. Masyarakat harus bangkit dan berani. Butuh perubahan dan evolusi mental,  kemandirian, kebersamaan, profesionalisme, dan dukungan. Mari semua pihak dari pemerintahan, bisnis,  akademisi, budayawan, dan masyarakat sipil  bersatu mewujudkan kejayaan Batik Rifa’iyah.

Batik Rifa’iyah, Mahakarya #BatikIndonesia