Gaya Hidup Sehat Farah Quinn

farah

Menerapkan gaya hidup sehat telah dilakukan Farah Quinn sejak mengandung buah hati tercinta, Armand Fauzan Quinn. Walaupun pernah menempuh pendidikan di Pittsburgh Culinary Institute dengan kekhususan pastry, Farah mengaku awalnya malas berpola hidup sehat untuk diri dan keluarga kecilnya. “Namun setelah saya mempraktikkan hasilnya luar biasa. Energi bertambah, lebih fit, dan badan lebih kencang apalagi ditunjang dengan olahraga. Rasanya sulit kembali ke kebiasaan lama,” kenang Farah dalam talkshow di Emporium Pluit Mall, Minggu, 21 Oktober 2012.

Farah mengaku makan lima kali sehari. Sarapan pk 07.00, snack pagi pk 10.00, makan siang pk 12.00, snack sore pk 14.00, serta makan malam pk 19.00. Nasi merah, ubi ungu, atau singkong dipilih pembawa acara Ala Chef itu untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan karbohidrat kompleks. “Saya tidak makan nasi putih. Untuk snack saya pilih buah atau kacang-kacangan. Sementara lauk-pauk biasanya sayur, fillet ikan, atau dada ayam tanpa kulit yang di-pan frying atau dimasak lima hingga enam menit dengan minyak sedikit. Lalu saya tambahkan bumbu Bali, sehingga muncul citarasa Indonesia dengan pengolahan yang sehat dan tidak membosankan,” papar Farah.

Setiap hari dalam menjalani rutinitasnya, Farah selalu membawa bekal dalam coolbox yang berisi makanan sehat. Saat akhir pekan ia membebaskan dirinya untuk makan apapun tanpa memandang makanan itu sehat atau tidak. Untuk mendapatkan tubuh yang proporsional, olahraga seminggu tiga kali tak pernah dilewatkan istri dari Carson Quinn ini. “Kalau saya shooting Ala Chef di luar kota, supaya tetap aktif, pagi hari saya main bola dengan anak-anak di lapangan,” ujar Farah disambut tawa peserta talkshow.

Makanan sebagai tabungan

Farah juga memperkenalkan makanan sehat kepada jagoan kecilnya, Armand. Perempuan kelahiran Bandung 32 tahun lalu itu berpandangan setiap anak saat dilahirkan memiliki cita rasa murni. “Maka saat Armand mengenal makanan padat, saya blender ubi jalar, buncis, dan kacang polong tanpa diberikan garam atau gula,” terang Farah yang pada 2005 mendirikan restoran bintang empat bernama Camus di Phoenix, Amerika Serikat bersama sang suami.

Pemrosesan gula yang berlangsung berkali-kali menghasilkan kristal putih yang tidak mengandung nilai gizi. Konsumsi gula yang berlebihan pada anak berdampak pada timbulnya hiperaktivitas, kerusakan gigi, hingga obesitas. “Armand tetap saya buatkan bolu, pancake, atau waffle namun rasa manisnya diambil dari gula jawa, madu, atau buah seperti kurma,” ungkap Farah yang asli Palembang.

Pondasi yang kuat untuk mengonsumsi makanan sehat diharapkan Farah akan menjadikan Armand sehat hingga tua. Ia mencontohkan kakek-nenek suaminya yang tetap sehat di usia 96 tahun. Bahkan masih kuat mengendarai mobil caravan menjelajahi Meksiko.

Farah bersyukur Armand memiliki kesadaran dan pengetahuan membedakan makanan sehat dan tidak sehat. “Jika saya ajak Armand ke supermarket, yang pertama ia ambil adalah keju. Kismis dan anggur baginya seperti permen. Bahkan bila Armand melihat sepupunya makan donat, ia tidak tergoda,” ujar Farah. Kuncinya adalah variasi makanan. Terkadang Farah memberikan dark chocolate 70%, yoghurt tanpa rasa, hingga juice atau selai roti no added sugar.

Farah mengkritik pola makan orang Indonesia yang cenderung mengonsumsi nasi dalam porsi besar dengan sedikit lauk yang seringnya digoreng. “Sadarlah akan apa yang kita masukkan ke dalam tubuh. Sebaiknya tidak mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi kosong seperti kerupuk,” tegas Farah. Harga bahan makanan yang mahal bagi Farah bukan sesuatu yang memberatkan sebab tujuannya adalah memberikan tabungan jangka panjang untuk keluarga agar selalu sehat. (Ignasia)

*Artikel ini dimuat di Majalah Jia Xiang, November 2012

Gaya Hidup Sehat Farah Quinn