Tipikal UKM Indonesia yang berjuang tanpa mengenal lelah patut diacungi jempol. Namun satu hal yang terkadang dilupakan adalah pencatatan keuangan yang baik. Laporan keuangan adalah jantung dan cermin dari usaha itu sendiri sehingga UKM mampu naik kelas. Untuk itu pembukuan sangat dibutuhkan.
Demikian informasi yang disampaikan Kepala Bidang Lembaga Kewirausahaan Deputi SDM Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM Anang Rachman pada Forum Diskusi Aplikasi Laporan Keuangan Sederhana bagi Usaha Mikro. Acara yang juga menghadirkan Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Tia Adityasih, dan pelaku usaha Nala tersebut diselenggarakan pada 9 Mei 2018 lalu. Anang menjelaskan, Kemenkop UKM tengah merumuskan RUU Kewirausahaan Nasional yang tidak lama lagi akan ditetapkan sebagai UU Kewirausahaan Nasional.
Di dalam RUU tersebut termuat fasilitasi pemerintah terhadap sebuah usaha. Deputi SDM menyelenggarakan beberapa kegiatan pemberdayaan, pengembangan dan pelatihan yang salah satu materinya adalah pembukuan sederhana UKM. Hal tersebut mengacu pada fakta latar belakang pendidikan pelaku usaha bukan di bidang akuntansi dan tingginya kebutuhan peserta pelatihan terhadap praktik pembukuan.
Per 1 Januari 2018 ditetapkan standar akuntansi baru khusus entitas mikro, kecil dan menengah. Deputi SDM memandang saatnya UKM Indonesia naik kelas. Untuk itu dihadirkan aplikasi Lamikro atau laporan akuntansi usaha mikro. Kemenkop UKM sebagai regulator atau pembina sehingga Lamikro mudah digunakan oleh pelaku usaha. Lamikro menjadi bukti komitmen Kemenkop UKM memajukan UKM di Indonesia. Aplikasi Lamikro telah diujicobakan pada Oktober tahun lalu di Desa Suluk Bali saat Menkop UKM Puspayoga melakukan kunjungan kerja.
Aplikasi Lamikro kini memiliki 3.150 user. Dari jumlah tersebut sebagian besar user berlatar belakang SMA dengan jasa sebagai usaha terbesarnya. Tujuan Deputi SDM meluncurkan aplikasi Lamikro adalah UKM lebih percaya diri dan mampu memetakan profil usaha terhadap mitra usaha. “Selama ini ketika seorang pelaku usaha ditawarkan pinjaman, ia tidak bisa menentukan jumlah pinjaman yang mencukupi. Padahal usahanya visible dan kredibel,” ujar Anang.
Anang berharap aplikasi sederhana ini mendapat legitimasi dan dukungan penuh baik dari pelaku usaha maupun praktisi. Tia memberikan apresiasi kepada Kemenkop UKM yang menunjukkan awareness atau sinyal bahwa transaksi apapun harus dicatat sesegera mungkin oleh pelaku usaha. Berbeda dengan pencatatan di aplikasi, Tia memandang pencatatan di buku dikhawatirkan hilang atau dicoret anak. “Saya melihat Lamikro ini untuk usaha mikro yang transaksinya cash. Ketika usaha mikro itu menjadi lebih besar dengan transaksi yang tidak menggunakan cash barangkali dimasukkan standar akuntansi keuangan yang baru. Dengan kondisi seperti itu usaha nantinya menjadi bankable, artinya laporan keuangan bisa digunakan untuk meminjam uang ke bank,” ujar Tia.
Masa Depan Kewirausahaan
Indonesia telah memasuki industri 4.0. Artinya harus terus melakukan upgrade. Keberadaan Lamikro membuat teman-teman pendamping UKM di daerah tidak kebingungan mencari standar. Sistem Lamikro dibuat sangat rendah untuk smartphone android. Mengapa android? Karena rata-rata UKM di Indonesia aktif di sistem operasi yang berbasis android. Bayangkan berapa banyak data yang harus disimpan jika laporan dilakukan secara offline. Tentunya menjadi kendala. Deputi SDM menjamin fasilitas penyimpanan dan keamanan Lamikro. Deputi SDM bergandengan tangan dengan IAI yang bertindak sebagai penguji konsep Lamikro sehingga semakin sempurna. “Kini akuntansi keuangan bukan sesuatu yang menakutkan, mahal, atau sulit diakses. Akuntansi keuangan bisa diakses kapanpun sesuai dengan standar yang diberikan. Teman-teman silakan manfaatkan aplikasi lain yang sejenis yang sekiranya mendongkrak performance usaha,” ujar Anang.
Lamikro adalah laporan keuangan yang prudent, penuh dengan kehati-hatian. Lamikro bukan sebuah standar kurikulum untuk level perguruan tinggi maupun sekolah, melainkan sebuah aplikasi yang membantu pelaku usaha memonitoring pencatatan keuangan secara real time. Tidak menutup kemungkinan Lamikro digunakan di perguruan tinggi yang memiliki inkubator bisnis. Dengan demikian lulusannya tidak kaget memasuki dunia bisnis. Aplikasi Lamikro sudah bisa diakses tuna netra. Lamikro akan terus dikembangkan untuk membangun masa depan kewirausahaan Indonesia. Tidak menutup kemungkinan Lamikro juga dikembangkan di negara lain asalkan ada jaringannya. “Terpenting sekarang adalah kejelasan pencatatan, jangan menggabungkan modal usaha pinjaman dengan pribadi. Hal-hal mendasar ini dimudahkan di Lamikro,” ujar Anang.
Pelaku usaha Nala mengaku mengalami perubahan kebiasaan. Sebelumnya ia selalu berurusan dengan bon usai karyawan pulang, sekarang semuanya terdokumentasi di Lamikro. Nala merasa terbantu dengan Lamikro, semuanya menjadi transparan. Aktivitas keuangan yang dapat dimonitor melalui Lamikro, yakni aset, liabilitas, penghasilan, beban, dan ekuitas. Manfaat Lamikro lainnya adalah membuat laporan keuangan lebih cepat dan efisien, menggantikan metode tradisional pencatatan manual, dan prosedur penganggaran lebih modern. Informasi selengkapnya mengenai Lamikro bisa diakses di http://www.lamikro.com.
Komunitas Sahara dan Aerotravel berkomitmen melahirkan pengusaha baru melalui www.sahara-aerotravel.com. Diharapkan usaha tersebut mampu dikembangkan untuk mencapai kebaikan dan kemakmuran bersama.
Bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila, 1 Juni 2016 diselenggarakan peluncuran www.sahara-aerotravel.com di Creative Stage, Galeri Indonesia WOW. Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Inkowapi) sekaligus penggagas dan pendiri www.sahara-aerotravel.com Sharmila, Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram, mantan Menteri Koperasi dan UKM Adi Sasono, Direktur Aerowisata Gatot Satriawan, Sekjen Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Hanafiah Sulaiman, dan Direktur Utama LLP-KUKM Ahmad Zabadi. Acara tersebut dihadiri oleh 100 pelaku UMKM, 50 undangan, serta150 wartawan dan blogger.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Inkowapi Sharmila memaparkan Komunitas Sahara atau Sahabat Sahara merupakan perkumpulan berbasis UMKM dan koperasi. www.sahara-aerotravel.comadalah produk travel online kerja sama Komunitas Sahara dengan Aerotravel sebagai anak perusahaan Garuda Indonesia Group. Kerja sama ini adalah wujud kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan UMKM dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai bentuk kemajuan ekonomi digital yang marak belakangan ini. “Kerja sama ini sekaligus menepis anggapan bahwa ekonomi konvensional selalu berhadapan dengan ekonomi digital,” kata Sharmila.
Sebaliknya ekonomi digital yang ditopang kemajuan teknologi menjadi sarana yang efektif memajukan ekonomi konvensional untuk berkembang di masyarakat. Melalui teknologi informasi dan komunikasi banyak kemudahan yang akan diperoleh dalam mengembangkan usaha bagi UMKM dan anggota koperasi. Jumlah penumpang domestik mencapai 57 juta orang yang melakukan perjalanan. Jumlah tersebut akan terus tumbuh dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini telah membuat bisnis penjualan tiket semakin bergairah dan memiliki potensi yang sangat besar. Apalagi harga tiket semakin terjangkau dan akses pembelian yang semakin mudah dengan bantuan teknologi. “Inilah yang membuat bisnis pembelian tiket online semakin ramai,” tutur Sharmila.
Pemain-pemain baru terus bermunculan dan pertumbuhan bisnis tetap tinggi. Akibatnya persaingan semakin sengit. Prospek dan peluang bisnis inilah yang melahirkan usaha baru, travel online www.sahara-aerotravel.com. Program kemitraan antara Komunitas Sahara dengan Aerotravel ini membuka peluang usaha baru bagi UMKM dan anggota koperasi di seluruh Indonesia untuk meningkatkan pendapatannya melalui penjualan tiket penerbangan dan produk wisata lainnya secara online.
Sharmila menyampaikan anggota Komunitas Sahara adalah pelaku UMKM dan anggota koperasi yang berasal dari berbagai organisasi kemasyarakatan yang bertujuan meningkatkan pendapatan anggotanya. Saat ini tercatat 3 juta anggota Komunitas Sahara. Harga tiket yang dijual diwww.sahara-aerotravel.com lebih murah dari harga yang ditawarkan pemain besar penjualan tiket online lainnya.
Sebagai pemain baru Sahara Aerotravel tidak hanya menjual tiket, juga merangkul pelaku UMKM dan anggota koperasi di seluruh Indonesia untuk menggerakkan bisnis ini. Inilah faktor diferensiasi dan keunggulan Sahara Aerotravel yang membedakannya dengan penjualan tiket online lainnya. Untuk menjadi member Sahara Aerotravel tidak dikenakan iuran apapun alias GRATIS. Bandingkan saat Anda ingin bergabung menjadi agen travel di tempat lain yang menetapkan biaya. “Ini sesuai dengan tagline yang diusung, travel hebat sahabat rakyat,” tutur Sharmila menegaskan.
Tiket yang dibeli di www.sahara-aerotravel.combisa dipakai sendiri atau dijual kembali. Dengan demikian member bisa mendapatkan manfaat ekonomi dari pertumbuhan penjualan tiket pesawat. Sharmila mengutarakan 1.700 pelaku UKM dan koperasi yang menjadi binaan SMESCO telah didaftarkan untuk mendapatkan diskon menarik dari www.sahara-aerotravel.com. Aerotravel tidak hanya menjual tiket Garuda Indonesia dan Citylink, juga maskapai penerbangan lainnya. “Kerja sama ini merupakan bukti komitmen Garuda Indonesia yang berperan aktif memajukan UMKM di seluruh Indonesia. Semoga kerja sama yang baik ini dapat berlanjut di masa mendatang,” ujar Sharmila.
Terintegrasi
Direktur Aerowisata Gatot Satriawan menjelaskan sistem travel onlinewww.sahara-aerotravel.comdiyakini akan sangat bermanfaat untuk seluruh rakyat Indonesia. Seperti dipahami bersama perkembangan teknologi informasi telah jauh lebih maju dari apa yang dibayangkan 10 atau 15 tahun yang lalu. Sistem bisnis online telah menjadi bagian dari keseharian kita. Ecommerce telah mengubah hidup banyak orang. Usaha penerbangan, transportasi, hotel, kuliner, fashion, gadget, lifestyle, dan penyedia jasa lainnya telah menaruh tumpuan yang sangat besar pada saluran distribusi berbasis web.
Kemunculan online travel telah mengubah peta persaingan industri travel. Sebagian menawarkan kemudahan, kenyamanan, dan keamanan di samping promosi gencar dalam hal harga terbaik kepada pelanggan. Pada saat yang sama industri pariwisata nasional terus digalakkan oleh pemerintah untuk bertumbuh dan berkembang sebagai tumpuan utama perekonomian. Pariwisata negara akan terus terbuka untuk dieksplorasi secara kreatif. Hal tersebut harus dirasakan dan dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Di sinilah jaringan koperasi di seluruh Indonesia yang menjadi soko guru perekonomian nasional ditantang untuk dapat menangkap peluang luar biasa ini. “Konsep inilah yang pada hari ini akan direalisasikan dalamwww.sahara-aerotravel.com,” kata Gatot.
Aerowisata sebagai bagian dari Garuda Indonesia Group memiliki visi yang kuat untuk terus berkembang secara bisnis dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Salah satu divisinya, travel dan leisure yang dikenal luas di masyarakat dengan branding Aerotravel terus menyesuaikan diri agar dapat bersaing di kancah kompetisi modern di tengah sistem informasi yang mumpuni, andal, stabil, aman, dan mudah digunakan. Hal ini sesuai dengan arahan Garuda Indonesia agar Aerotravel tetap dapat menjadi perusahaan kuat di Indonesia.
Langkah ecommerce di divisi travel Aerowisata dimulai pada 2013 dengan implementasi sistem ecommerce berbasis web. Langkah ini terbukti tepat dengan hasil yang cukup menggembirakan. Tingkat pertumbuhan Aerotravel untuk modern channel ini mencapai hingga 130% di tahun 2015 dibandingkan 2013. Ecommerce Aerotravel telah difungsikan dengan baik sebagai business to business, business to customer, dan business to technology. Semua fitur tersebut terintegrasi secara online system to system.
Sistem ecommerce Aerotravel tidak hanya menawarkan tiket pesawat, juga jaringan hotel dan jasa wisata lainnya seperti paket wisata dan layanan hiburan, aktivitas wisata, transfer airport hotel, dan lokasi pengantaran untuk kendaraan darat yang dikenal dengan nama Aerotrans. Pelayanan one stop service tersebut semata-mata untuk memberikan kenyamanan kepada pelanggan. Salah satu implementasinya adalah www.sahara-aerotravel.com. Pada kerja sama ini Aerotravel menyediakan sistem ecommerce travel sementara ujung tombak penjualan dilakukan seluruh anggota koperasi dan UMKM Sahara yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kerja sama saling menguntungkan ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi anggota koperasi sehingga menekan angka pengangguran. Bertumpu pada sistem ecommerce Aerotravel, para anggota di jaringan koperasi dan UMKM di seluruh Indonesia dapat mengambil manfaat dari penjualan produk secara online, seperti tiket pesawat dari berbagai maskapai baik domestik maupun internasional, voucher hotel di lebih dari 100 hotel di seluruh dunia, paket wisata baik inbound maupun outbound, paket ibadah umroh, paket aktivitas wisata, dan penjualan jasa transportasi kendaraan.
Ke depan model kerja sama ini akan diperluas sehingga tujuan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam menjangkau akses transportasi dan wisata yang cepat, murah, dan andal dapat terwujud. Pengguna jasa angkutan udara di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Tahun 2015 jumlah penumpang angkutan udara 82,5 juta. Kementerian Perhubungan memperkirakan tahun 2016 jumlah tersebut akan mengalami peningkatan sebesar 12%. Dari 82,5 juta penumpang angkutan udara, 68,8 juta merupakan penumpang domestik. Pertumbuhan penumpang domestik setiap tahunnya mencapai 16,7%.
Efektivitas menjadi alasan utama calon penumpang memilih moda angkutan udara dibanding moda transportasi lainnya mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian dari pulau-pulau tersebut belum bisa diakses oleh moda transportasi darat. Sahara adalah komunitas lintas komunitas dengan anggota tersebar dari Sabang sampai Merauke. Sahara merupakan mitra penting pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku UMKM di Indonesia. “Bersama Kementerian Koperasi dan UKM kami bahu-membahu mensukseskan program 1 juta UMKM naik kelas,” tutur Gatot.
Aerotravel merupakan anak perusahaan Garuda Indonesia yang bergerak di bidang travel dan leisure. Berdiri sejak 1973 Aerotravel merupakan salah satu elemen penting dalam perkembangan industri penerbangan di Indonesia. Tahun 2015 Aerotravel mampu menjual lebih dari 126 ribu tiket perjalanan, lebih dari 50 ribu paket tur, dan 10 ribu paket umroh. Aerotravel juga mempunyai kantor cabang di Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Lombok, dan Balikpapan. Ekonomi Indonesia tumbuh 5,1% di kuartal I tahun 2016. Tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut belum mampu menumbuhkan lapangan pekerjaan secara signifikan. Setiap tahunnya bertambah sekitar 300 ribu pengangguran baru.
Perjuangan Ekonomi
Sekjen Dekopin Hanafiah Sulaiman menjabarkan, secara kelembagaan Dekopin mendukung kerja sama Komunitas Sahara dan Aerotravel yang bersifat pemberdayaan. Kerja sama tersebut diharapkan mendukung keberadaan anggota koperasi secara individu di koperasi masing-masing. Ekonomi yang seharusnya dikembangkan adalah ekonomi berjamaah berasaskan kekeluargaan. Pelaksanaannya termaktub pada Pasal 33 UUD 1945.
Dekopin sejak kelahirannya pada 12 Juli 1947 memiliki tugas pokok dan fungsi yaitu edukasi atau pendidikan, advokasi atau pelayanan, dan fasilitasi. Pada masa lalu belum tentu semua program tersebut mampu dilaksanakan oleh Dekopin karena berkaitan erat dengan partisipasi dan keberadaan anggota Dekopin di masyarakat. Saat ini keanggotaan koperasi sedang digagas melalui kartu keanggotaan koperasi. Jumlah anggota koperasi tercatat 36 juta orang. Mereka perlu diajarkan untuk tidak hanya menjadi konsumen, juga produsen atau menghasilkan produk. Tentunya ketika koperasi berkembang dengan baik, apakah itu koperasi simpan pinjam atau koperasi produksi akan menghasilkan masyarakat yang memiliki produk yang nantinya disinergikan dengan kegiatan binaan SMESCO.
Selain membership card, Dekopin sedang mengembangkan Rumah Koperasi Indonesia yang mengadakan pelayanan untuk mensinergikan bisnis di koperasi. Dekopin juga memiliki lembaga pendidikan perkoperasian dengan pemandu hampir 4.000 orang. Terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN, Hanafiah menyampaikan bila pelaku UMKM belum menjadi anggota koperasi maka berkoperasilah untuk mendapatkan kemudahan akses. Tidak harus masuk ke koperasi yang sudah ada sesuai core bisnisnya, bisa dengan membentuk koperasi baru.
Mantan Menteri Koperasi dan UKM Adi Sasono menjelaskan, dalam sejarah peradaban manusia kita memasuki suatu era tatkala integrasi horisontal dimungkinkan karena kemajuan teknologi. Pada masa lalu terjadi integrasi vertikal struktural. Integrasi horisontal di antara UMKM sulit dilakukan karena faktor sejarah hingga perbedaan tingkat pendidikan. Melalui teknologi informasi dan komunikasi, kita punya potensi untuk menggerakkan semangat gotong royong guna memberdayakan ekonomi rakyat yang mengalami situasi tersingkir dan termarginalkan oleh pusat yang kuat dalam permodalan, networking, hingga SDM.
Kesempatan ini digunakan jika tidak ingin mengalami situasi kesenjangan yang makin lebar. Ada situasi ketika yang kaya tambah kaya, yang miskin tambah melarat. Kondisi tersebut harus diatasi. Masalah tidak hanya di dalam negeri. Batas negara semakin tipis. Pembedanya adalah standar. Seandainya ekonomi Indonesia tidak mampu mencapai standar internasional, kita akan menjadi masyarakat bawah. BUMN adalah instrumen negara untuk menjaga kepentingan rakyat kecil. “Negara tidak boleh menjadi penonton, negara tidak boleh menjadi pengamat,” tutur Adi.
Negara melakukan intervensi agar terselenggara pemberdayaan orang kecil, keadilan, serta mengatasi risiko sosial dan politik. Kalau kita tidak kokoh, bersatu antara rakyat dengan BUMN yang terjadi adalah rekolonisasi, kita dikuasai orang asing. Kesadaran ini harus dicamkan ketika memasuki bidang perjuangan ekonomi yang berarti perjuangan politik untuk menegakkan kedaulatan ekonomi bangsa.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menjelaskan gelombang pertama kehidupan manusia terjadi pada 700 SM-1970. Saat itu pertanian dikerjakan menggunakan otot serta tenaga kerbau dan sapi. Pada 1970 manusia memasuki gelombang kedua yang ditandai dengan revolusi industri. Mulai ada mekanisasi pertanian dan pengurasan sumber daya terutama negara teknologi maju. Selanjutnya saat ini manusia memasuki era digital. Hambatan jarak, waktu, dan ruang sudah mulai berkurang. Manusia masuk ke dalam teknologi yang semakin efisien. “Hal tersebut sudah dibuktikan oleh negara-negara barat yang melakukan ecommerce,” kata Agus.
Sejak Presiden Jokowi berkunjung ke Silicon Valley terjadi perubahan mindset arti dan hakikat manusia. Bahwa kita jangan tertinggal. Papua atau Amerika tidak lagi jauh. Agus memperkirakan di masa mendatang akan muncul revolusi genetika. Koperasi sendiri tengah mengembangkan Pusat Pelatihan Usaha Terpadu secara digital. Tidak ada yang bisa mencegah kemajuan teknologi kecuali diri kita sendiri. Saat ini kita sedang berkompetisi, bersaing. “Kementerian Koperasi dan UKM kini melakukan rehabilitasi, reorientasi, dan pengembangan,” tutur Agus.
Terdapat 252 ribu koperasi. Dari jumlah tersebu koperasi yang aktif hanya 149 ribu, 82 ribu koperasi aktif dan melakukan Rapat Anggota Tahunan, dan 60 ribu koperasi perlahan akan dibubarkan. Kementerian Koperasi dan UKM juga melakukan beberapa kegiatan pelatihan, pembiayaan (kebijakan bunga KUR 9% dengan plafon Rp 25 juta. Tahun depan bunga KUR akan diturunkan 7% dengan plafon Rp 50 juta). “Kami siap membantu memasarkan produk-produk UKM. Kita harus cinta produk Indonesia dengan membeli. Artinya kita meningkatkan pendapatan pembuatnya,” ujar Agus.
Agus mengajak siapapun untuk melakukan revolusi mental dan memiliki integritas bangsa. Kita harus kerja keras, kerja cerdas, dan gotong royong. Tidak ada satu pekerjaan pun yang tidak dikerjakan tanpa kerja sama. Tuhan menghargai seseorang bukan dari jabatannya, melainkan dari sebaik-baiknya dia bekerja sesuai dengan amanah yang diberikanNya. Agus berharap Sahara Aerotravel memberikan kesempatan kerja online yang tidak bergantung uang, waktu, dan jarak serta bisa dikerjakan dengan cara apapun, dimanapun, dan siapapun.
Care, share, dan fair menjadi falsafah dalam koperasi. Pariwisata sebagai penggerak kehidupan masyarakat menjadi penting melalui koperasi.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta membuka diskusi Peluang Koperasi Kelola Bisnis Gurih Pariwisata pada 6 April 2016 dengan kisah sebuah kota di Jepang yang sukses mengembangkan pariwisata. Dampak lanjutannya adalah kemajuan UKM dari hulu ke hilir yang menciptakan kesejahteraan masyarakat. Konsep itu kemudian dikembangkan di Indonesia dengan pengelolaan wisata melalui koperasi. “Kementerian Koperasi mencoba mensupport pengelolaan wisata agar dapat dinikmati oleh masyarakat setempat di masa mendatang, bukan investor,” kata Wayan yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi yang bertempat di Creative Stage, Galeri Indonesia WOW.
Wayan mencontohkan pariwisata Bali yang tidak dinikmati oleh orang Bali itu sendiri. Awalnya Kuta dibangun dengan konsep homestay. Namun demi pendapatan asli yang tinggi, datanglah investor yang membangun hotel. Pemiliknya adalah orang asing sementara orang Bali menjadi kuli. Oleh karena itu di Bali ada destinasi wisata yang dikelola oleh koperasi. Salah satunya di Batur untuk penyeberangan ke Trunyan yang difasilitasi tahun 2005. Dulu ada lima bantuan kapal untuk penyeberangan yang kini menjadi 15. Selain itu bantuan satu kapal untuk penyeberangan ke Gili Trawangan pada 2012 yang sekarang menjadi lima kapal. “Artinya perkembangan bisnis pariwisata yang dikelola koperasi itu luar biasa. Masyarakat yang menikmati,” tutur Wayan.
Esensinya koperasi itu dari, oleh dan untuk anggota. Bagaimana mengembangkan destinasi wisata dengan capacity building yang dimiliki masyarakat. Sebab pariwisata itu menjual jasa. Kalau masyarakat tidak ramah, jangan pernah berharap wisatawan akan datang seindah apapun destinasi itu. Dahulu di Bali hampir setiap wisatawan dihampiri masyarakat yang menjual souvenir. Mereka mengeluh karena hal itu mengganggu. Setelah itu masyarakat dididik untuk menghargai tamu. Dengan cara demikian wisatawan semakin nyaman datang ke Bali. Jika masyarakat dilibatkan dalam pariwisata, penyerapan tenaga kerja dan devisa meningkat.
Asisten Deputi Tata Kelola dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Pariwisata Oneng Setya Harini menjelaskan Kementerian Pariwisata memproyeksikan pada 2020 sektor pariwisata menjadi penyumbang devisi tertinggi mengalahkan gas, batu bara, dan kelapa sawit. Posisi saat ini masih di rangking empat. Target lainnya adalah tahun 2019 wisatawan mancanegara sejumlah 20 juta dan wisatawan nusantara 275 juta. Untuk itu diperlukan kerja keras. Indeks daya saing pariwisata Indonesia pada 2015 berada di posisi 50 dari 141 negara. Tahun sebelumnya di posisi 70, artinya ada kenaikan yang cukup signifikan. “Diprediksi pada tahun ini indeks daya saing pariwisata di angka 30,” kata Oneng.
Untuk itu pemerintah telah menetapkan strategi, yakni pengembangan pariwisata melalui empat pilar, yaitu pengembangan destinasi, pengembangan pemasaran, pengembangan industri pariwisata, dan pengembangan kelembagaan. Fokusnya adalah sumber daya manusia (SDM). Dari empat pilar tersebut pemerintah telah melakukan beberapa hal, diantaranya anggaran pemasaran sebesar Rp 3 triliun yang semula Rp 300 miliar. Maka promosi gencar dilakukan. Di sisi lain meningkatkan destinasi dalam komponen perwilayahan, aksesibilitas, atraksi, pemberdayaan masyarakat, dan investasi.
Masyarakat tidak kalah penting dalam pengembangan pariwisata selain pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah kabupaten/kota, akademisi, pelaku industri, dan media. Bagaimana masyarakat bisa menjadi tuan rumah yang baik untuk keberlangsungan pembangunan pariwisata serta bagaimana masyarakat bisa menciptakan kondisi yang kondusif di dalam destinasi pariwisata agar pembangunan pariwisata bisa berjalan dengan baik. Tentunya bagaimana masyarakat bisa mendapat manfaat ekonomi dari kegiatan kepariwisataan. Kalau mereka belum menikmati hasil dari kegiatan kepariwisataan, keamanan terganggu. “Ini sebenarnya mata uang yang tidak bisa dipisahkan,” tutur Oneng.
Bagaimana masyarakat bisa menjaga keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, dan keramahan. Kalau hal tersebut berjalan, aktivitas kepariwisataan di sebuah destinasi akan berkembang lebih baik. Kementerian Pariwisata menggerakkan masyarakat untuk menjaga destinasinya agar kondusif. Selain itu melakukan beberapa program peningkatan kapasitas usaha masyarakat dengan membimbing mereka memasuki industri sebab potensinya sangat banyak. Rantai pariwisata seperti transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, hingga atraksi memiliki potensi usaha. Bagaimana masyarakat mengakses hal itu untuk pengembangan usaha. “Bagaimana pelaku usaha mengakses permodalan? Tentunya melalui pelatihan dan bimbingan teknis,” kata Oneng.
Tahun 2009 Kementerian Pariwisata mengembangkan desa wisata dengan konsep community based tourism. Bagaimana masyarakat menggali potensi di lingkungan mereka untuk dijadikan atraksi yang bisa dijual dan dikelola oleh masyarakat. Kementerian Pariwisata menetapkan standar untuk kenyamanan wisatawan, yakni satu rumah maksimal lima kamar yang disewakan. Lebih dari itu wisatawan dan masyarakat tidak dapat berinteraksi dengan baik. Setelah dilakukan evaluasi, mereka yang berhasil adalah bottom up sebab masyarakat betul-betul mengelola. Pengembangan desa wisata dari top down tidak akan berjalan. “Banyak sekali masyarakat yang mengembangkan desa wisata yang betul-betul dari masyarakat, dikelola masyarakat, dan masyarakat sebagai pemilik desa wisata tersebut,” ujar Oneng.
Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Kementerian Koperasi mengarahkan kelompok sadar wisata sebanyak 1.440 di seluruh Indonesia yang diarahkan untuk membentuk koperasi. Para pedagang di destinasi wisata sudah mulai diarahkan untuk membentuk koperasi sehingga lebih mudah mengakses modal. Desa wisata yang dibina oleh Kementerian Pariwisata dari tahun 2009 sampai 2014 melalui dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat telah membentuk 1.400 desa wisata. Namun setelah dievaluasi yang berkembang kurang dari 10 persen.
Integrasi
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didin Djunaedi memaparkan, GIPI dibentuk berdasarkan Undang-Undang Pariwisata Nomor 10 Tahun 1999. Selain itu Didin mengelola Gabungan Usaha Wisata Bahari yang telah ditekuni selama 20 tahun. Terdapat 13 jenis usaha pariwisata dengan 56 sektor usaha pariwisata yang bisa dikembangkan. Untuk membangun pariwisata harus menempatkannya sebagai prioritas pembangunan demi kesejahteraan masyarakat. Namun masing-masing kementerian jalan sendiri-sendiri. “Pariwisata perlu dirigen atau panglima,” tutur Didin.
Terkait wisata bahari, 70 persen wilayah Indonesia adalah laut. Problem yang harus dijawab adalah infrastruktur terutama aksesibilitas di pulau-pulau. Untuk itu harus melibatkan akademisi, pengusaha, pemerintah, komunitas, dan pers. Bagaimana kerjasama antardepartemen serta antara pemerintah dan akademisi. Bagaimana pebisnis membina masyarakat serta mengusahakan permodalan dan pemasaran. Salah satunya melalui koperasi. Koperasi dan pariwisata harus terintegrasi. Sebab pariwisata adalah usaha yang sustainable.
Ketua Koperasi Pariwisata (Kopari) Gemilang Borobudur Suherman menjelaskan koperasi yang dipimpinnya cukup sukses mengelola destinasi pariwisata berbasis masyarakat. Kopari berdiri pada 12 Juni 1996. Kini dikelola oleh lima pengurus dan 110 karyawan. Kopari memiliki 1.335 anggota dengan 3000an anggota merupakan pedagang. Unit usaha Kopari diantaranya simpan pinjam, cetak foto untuk wisatawan, laundry untuk melayani hotel dan masyarakat sekitar, rumah makan, konveksi, hingga taman kupu-kupu. Kegiatan usaha Kopari antara lain fotografer sebanyak 76, guide (47), perajin (72), pedagang souvenir (571), dan penginapan (74). Tahun 2012 Kopari memperoleh bantuan tenda berjualan dari Kementerian Koperasi untuk 70 pedagang. Saat ini Kopari tengah mengembangkan Rumah Catra Borobudur dengan bansos Rp 400 juta dari Kementerian Koperasi.
Melalui koperasi Suherman mengaku mendapat perkuatan dari Kementerian Koperasi serta Dinas Koperasi provinsi dan kabupaten untuk kelembagaan, SDM, dan modal. Terkait pariwisata ada tiga hal yang dilaksanakan selama ini, yakni daya tarik, promosi, dan pelayanan (termasuk infrastruktur) yang tidak bisa dipisahkan. Candi Borobudur dikunjungi 3,5 juta wisatawan dalam satu tahun yang terdiri dari 3,2 juta wisatawan domestik dan 300 ribu wisatawan asing. Hampir semua wisatawan bertanya, apa yang kamu punya selain Borobudur, apa yang dapat saya lihat. Artinya mereka haus atraksi atau pertunjukan selain Borobudur. Itu bisa dikembangkan, salah satunya desa wisata. “Maka guide menjual paket wisata untuk orang asing untuk menjawab pertanyaan selain Borobudur apalagi yang bisa dilihat karena mereka masih punya waktu 1-2 jam setelah dari Candi Borobudur,” ujar Suherman.
Melalui koperasi, para anggota menjadi lebih kuat misalnya membeli mesin cetak foto seharga Rp 800 juta. Kalau tidak berkoperasi, tidak punya kemampuan untuk itu. Selain itu anggota diberi kesempatan mengikuti pelatihan termasuk dikirim ke Jepang selama dua minggu. Ada juga perkuatan modal dari BUMN sebesar Rp 5 miliar yang disalurkan kepada anggota, koperasi sebagai penjamin. Salah satu keuntungan berkoperasi adalah koperasi hadir sebagai penjamin untuk anggota-anggotanya.
Suherman menyampaikan konsep Kopari adalah membuat anggota menjadi lebih mudah dan ringan dalam mencari nafkah. Contohnya Kopari membantu permodalan. Ketika anggota mengajukan pinjaman lebih dari Rp 10 juta Kopari mencarikan ke bank. Sementara anggota tidak punya akses karena tidak memiliki KTP. Di sini Kopari mengambil peran, melindungi dan melayani. Kalau anggota butuh surat keterangan usaha dari kepala desa, Kopari akan membantu. Contoh lain dari perlindungan yang dilakukan Kopari adalah mengangkat pengamen menjadi kelompok entertain. “Intinya harus ada kemauan untuk ikhlas membantu mereka, total,” tutur Suherman.
Menurut Oneng, pelaku usaha pariwisata bisa dibawa ke Kopari untuk mendengarkan success story mereka. Mungkin dahulu ada sejarah yang buruk terkait pengelola koperasi yang membuat pelaku usaha belum berminat membentuk koperasi. Image ini harus dihapus dan dibenahi bersama. Bagaimana sosialisasinya agar meyakinkan pelaku usaha untuk menjadi anggota koperasi. Sementara Wayan berpandangan kunci utama membangun koperasi adalah pemahaman masyarakat. Koperasi adalah milik kita bersama, bukan milik pengurus. Ketika koperasi untung, untuk kepentingan bersama. Jika koperasi buntung, semua harus menanggung. Maka penyuluhan itu penting sekali. Di daerah dikenal dengan penyuluh koperasi lapangan yang ditugaskan memberi pemahaman mengenai koperasi.